China kini tengah meluaskan pengaruhnya di dunia Barat melalui sektor e-commerce. Temu dan Shein, kedua platform e-commerce asal China, kini semakin merajalela di Amerika Serikat (AS) dengan strategi pemasaran online dan penawaran produk murah yang langsung dikirim dari China kepada konsumen.
Tidak hanya Temu dan Shein, TikTok Shop di bawah naungan ByteDance juga ikut menambah persaingan di ranah e-commerce di Negeri Paman Sam. Maraknya e-commerce dengan diskon besar-besaran telah menciptakan persaingan baru bagi perusahaan e-commerce lokal AS seperti Amazon, eBay, dan Etsy.
Berdasarkan para pakar industri, pertumbuhan pesat yang terjadi adalah hasil dari celah perdagangan yang dikenal sebagai pengecualian de minimis atau de minimis exception. Kebijakan pengecualian ini memungkinkan barang-barang yang dikirim dari China dengan nilai di bawah US$800 untuk bebas dari bea masuk di AS.
David Zapolsky, Kepala Eksekutif Kebijakan Publik Amazon, menganggap kebijakan ini sebagai tren yang mengkhawatirkan yang harus segera ditindaklanjuti oleh regulator global. Ia juga mempertanyakan sejauh mana model bisnis perusahaan-perusahaan e-commerce China disubsidi, serta aturan harga jual yang dinilai tidak selalu ditegakkan.
Shein telah beroperasi di AS sejak tahun 2017 dan baru-baru ini mengalami lonjakan pesat dengan menjalankan kampanye iklan online yang masif. Selain itu, baru-baru ini Shein juga dilaporkan memiliki valuasi hingga US$66 miliar.