Agresi Israel terhadap Gaza telah terjadi sejak Oktober 2023 dan telah menyebabkan lebih dari 38.000 orang Palestina tewas serta ratusan ribu rumah hancur. Situasi ini menunjukkan urgensi dari intervensi internasional untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar di Gaza.
Pada bulan ke-10 dari agresi Israel yang brutal terhadap Gaza, kebutuhan akan listrik di rumah sakit tetap menjadi prioritas utama. Kekacauan yang disebabkan oleh perang telah memperparah krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh penduduk Gaza, terutama di bidang kesehatan. RS Indonesia di Gaza, bersama dengan rumah sakit lainnya, telah berjuang keras untuk menjaga layanan kesehatan tetap berjalan meskipun kondisi sulit yang terus berlangsung.
Selain mengandalkan generator untuk keperluan listrik, rumah sakit juga harus berurusan dengan pasokan obat-obatan dan peralatan medis yang semakin sulit akibat blokade Israel terhadap Gaza. Hal ini tentu saja mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada pasien, dan menjadi ancaman nyata bagi nyawa mereka.
Upaya untuk mencari solusi jangka panjang terhadap krisis energi ini menjadi semakin mendesak, karena rumah sakit tidak dapat terus bergantung pada generator listrik yang memiliki keterbatasan sumber daya. Kolaborasi dengan organisasi internasional, termasuk lembaga kesehatan dan relawan medis dari berbagai negara, dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan ini.
Dalam menghadapi kondisi ini, perlunya upaya konkret dari komunitas internasional untuk mendukung Gaza dalam memenuhi kebutuhan dasar penduduknya, termasuk di bidang kesehatan. Bantuan dan dukungan tersebut tidak hanya berupa pasokan listrik jangka pendek, namun juga pembangunan infrastruktur kesehatan yang tahan terhadap kondisi konflik, serta akses yang lebih baik terhadap sumber daya kesehatan global.