Presiden AS, Joe Biden, memastikan bahwa negaranya akan terus memerangi perdagangan narkoba, mengingat tingginya jumlah korban yang menjadi korbannya. Hal ini menandakan komitmen serius AS dalam melawan sindikat kejahatan lintas negara, terutama melalui kerja sama dengan pihak berwenang internasional.
Sementara itu, pihak berwenang AS telah menjadikan para bos narkoba sebagai target utama, sering kali membuat kesepakatan tawar-menawar dengan mereka sebagai imbalan atas informasi yang mengarah pada penangkapan tokoh kartel tingkat tinggi lainnya. Hal ini tidak hanya membuktikan komitmen dalam menjalankan keadilan, namun juga terbukti menjadi strategi yang efektif dalam melumpuhkan jaringan kejahatan yang terorganisir.
Penangkapan para penguasa kartel narkoba Sinaloa ini akan memberikan efek domino besar bagi kawasan-kawasan dekat perbatasan AS-Meksiko. Sekitar 70% dari narkoba yang masuk ke AS berasal dari wilayah Meksiko, dengan kartel Sinaloa menjadi salah satu pemasok terbesar. Oleh karena itu, penangkapan ini diyakini akan mengurangi arus masuk narkoba ke AS, yang selama ini menjadi ancaman serius bagi keamanan masyarakat setempat.
Tak hanya itu, keterlibatan putra El Chapo, Joaquin Guzman Lopez, juga menjadi fokus utama dalam kasus ini. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, anak-anak dari para gembong narkoba tidak luput dari perhatian lembaga penegak hukum internasional. Mereka tidak hanya diincar sebagai pelaku kriminal, namun juga sebagai generasi penerus yang akan memperluas jaringan kejahatan dari generasi sebelumnya.