Tampang.com | Fenomena keberhasilan para pemimpin berdarah India dalam mengendalikan perusahaan teknologi global kian mencuri perhatian dunia. Nama-nama besar seperti Satya Nadella (CEO Microsoft), Sundar Pichai (CEO Alphabet/Google), Arvind Krishna (CEO IBM), dan Shantanu Narayen (CEO Adobe) telah menjadi wajah dominasi India dalam dunia teknologi tingkat atas. Namun, pencapaian luar biasa ini bukanlah hasil instan—melainkan buah dari proses panjang yang dibentuk oleh kondisi sosial dan budaya India sendiri.
Mantan Direktur Eksekutif Tata Sons, R. Gopalakrishnan, dalam wawancaranya yang dikutip BBC, menjelaskan bahwa lingkungan hidup di India menempa warganya seperti gladiator. Dari sejak lahir hingga wafat, masyarakat India terus berhadapan dengan tantangan—mulai dari kesulitan administratif, infrastruktur yang minim, hingga persaingan ketat dalam pendidikan dan dunia kerja. Situasi ini, bukannya melemahkan, justru melahirkan generasi yang tangguh, siap beradaptasi, dan punya kemampuan luar biasa dalam menyelesaikan masalah.
Gopalakrishnan menyebut bahwa orang India secara alami menjadi manajer karena setiap aspek kehidupan mereka memaksa mereka untuk berpikir taktis dan efisien. Dalam dunia bisnis dan kepemimpinan, karakter ini menjadi keunggulan. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa banyak dari mereka sukses memimpin organisasi skala besar, terutama di bidang teknologi yang penuh tekanan dan membutuhkan solusi cepat.
Tak hanya itu, nilai profesionalisme yang dijunjung tinggi oleh orang India juga menjadi kekuatan tersendiri. Di budaya kerja Amerika Serikat, di mana keberhasilan individu seringkali tergantung pada jaringan personal atau hubungan informal, para profesional India dikenal lebih memilih jalur kerja keras, disiplin, dan hasil nyata dibandingkan pendekatan relasi pribadi.