Pengunjung asing tetap perlu menunjukkan dokumen saat kedatangan, namun setelah itu mereka dapat menggunakan sistem bebas paspor saat meninggalkan negara tersebut. Hal ini mencerminkan keunggulan teknologi di bidang keamanan dan kecepatan serta komitmen Bandara Changi dalam menciptakan pengalaman perjalanan yang mulus.
Menariknya, hingga 15 Oktober, hampir 1,5 juta pelancong telah melewati imigrasi tanpa menunjukkan paspor, menurut laporan dari ICA. Jumlah yang signifikan ini menunjukkan bahwa teknologi pengenalan wajah dan iris benar-benar telah membantu mengoptimalkan proses imigrasi di Bandara Changi.
Dengan demikian, Bandara Changi berhasil memberikan sebuah inovasi yang tidak hanya mempercepat proses imigrasi, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi para penumpang.
Penting untuk dicatat bahwa, sejauh ini, sekitar 49,9 juta penumpang telah melewati Bandara Changi pada tahun hingga September, yang menempatkannya pada jalur untuk kembali ke volume pra-pandemi. Ini merupakan indikator positif dari kepercayaan masyarakat dan penumpang dalam memilih Bandara Changi sebagai salah satu destinasi favorit, terutama di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung.
Dengan transformasi teknologi imigrasi yang revolusioner ini, Bandara Changi telah membuktikan komitmennya dalam menyediakan layanan terbaik bagi penumpangnya.
Kemampuan untuk memproses imigrasi hanya dalam waktu 10 detik adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, yang menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengalaman perjalanan. Dalam pandangan ini, Bandara Changi bukan hanya sekadar tempat transit, tetapi sebuah elemen penting yang mendukung kesejahteraan dan keamanan penumpang secara keseluruhan.