Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, berhasil lolos dari mosi pemakzulan di parlemen yang dipimpin oposisi pada Sabtu, (7/12/2024) yang dipicu oleh upayanya memberlakukan darurat militer yang berlangsung singkat minggu ini. Upaya pemakzulan tersebut gagal setelah anggota partai Yoon memboikot pemungutan suara, yang menyebabkan hanya 195 suara yang diberikan, di bawah ambang batas 200 yang dibutuhkan agar suara tersebut dihitung.
"Seluruh negara menyaksikan keputusan yang dibuat di Majelis Nasional hari ini. Dunia menyaksikan," kata juru bicara Majelis Nasional Woo Won-shik, sebagaimana dilansir Reuters, mengekspresikan penyesalan atas kegagalan pemungutan suara.
Partai Demokrat yang menjadi oposisi utama menyatakan akan menghidupkan kembali mosi pemakzulan minggu depan jika gagal pada Sabtu.
Presiden Yoon telah mengejutkan negara pada Selasa malam ketika memberikan kewenangan darurat yang luas kepada militer untuk membasmi apa yang disebutnya "pasukan anti-negara" dan mengatasi lawan politik yang suka menghalangi. Namun, keputusan tersebut kemudian dibatalkan olehnya. Pada Sabtu pagi, Yoon meminta maaf kepada negara tetapi menolak seruan untuk mengundurkan diri menjelang pemungutan suara. Meskipun berhasil lolos dari upaya pemakzulan, masa depan kepresidenan Yoon masih terlihat suram.