Bukan hanya Mizrahi, Haaretz melaporkan bahwa sejak Oktober, sepuluh perwira dan beberapa tentara Israel lainnya telah melakukan bunuh diri. Selain itu, pada pertengahan Maret, IDF sendiri mengakui bahwa personel mereka menghadapi masalah kesehatan mental. Realitas yang mengejutkan ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kesehatan mental para tentara Israel menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diperhatikan.
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan dalam kurun waktu tersebut, para tentara Israel terlibat dalam serangkaian operasi militer yang memakan korban jiwa yang besar, baik di pihak musuh maupun di pihak mereka sendiri. Selama ini, fokus utama mungkin lebih banyak tertuju pada korban-korban fisik yang terjadi selama pertempuran, namun penting untuk diingat bahwa dampak psikologis dari tekanan perang juga tidak boleh diabaikan.
Selain itu, Israel sendiri masih terus melancarkan agresi ke Gaza sejak Oktober 2023. Serangan besar-besaran yang dilakukan terhadap kamp pengungsian dan fasilitas sipil di Rafah telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi penduduk Palestina. Lebih dari 37.000 orang di Palestina telah kehilangan nyawa mereka dalam konflik ini, dimana mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Data ini menjelaskan betapa parahnya situasi di medan perang, bukan hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis.