Pembantaian yang dilakukan oleh Israel di kamp pengungsi Rafah telah mengejutkan dan menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia. Setelah matahari terbit, orang-orang yang selamat dari pengeboman Israel di kamp pengungsi Tel al-Sultan, Rafah, pada Minggu (26/5/2024) mengecek kerusakan yang terjadi. Para pria mencari di antara puing-puing yang terbakar dan para jurnalis mengambil foto kaleng-kaleng makanan yang menghitam. Insiden ini mengundang kecaman keras dari berbagai pihak internasional dan menimbulkan situasi yang menyedihkan di kawasan tersebut.
Kamp pengungsi Rafah, yang terletak di Jalur Gaza, merupakan tempat tinggal bagi ribuan warga Palestina yang terus menerus mengalami tekanan dan ketegangan akibat konflik yang tak berkesudahan antara Israel dan Palestina. Sesaat sebelum tragedi terjadi, sejumlah pengungsi baru selesai salat malam, ada yang tertidur, dan ada pula yang sekadar berkumpul bersama keluarga."Kami sedang duduk dengan tenang ketika tiba-tiba mendengar ledakan," kata Layan al-Fayoum, salah satu korban selamat dari serangan Israel, seperti dilansir Middle East Eye, Kamis (30/5). "Itu sangat mendadak. Bom-bom itu jatuh tanpa peringatan."
Saat remaja itu keluar dari tendanya untuk melihat apa yang terjadi, dia dikejutkan oleh api besar yang menyala."Apinya sangat besar," kata Layan. "Kami melihat tenda-tenda terbakar dan kemudian kami harus menemukan anggota tubuh yang terpotong-potong dan anak-anak yang mati." Pengeboman Israel terjadi sekitar pukul 10.00 malam waktu setempat. Menurut seorang saksi mata, jet-jet Israel menjatuhkan bom di kamp pengungsi, menyebabkan kebakaran yang menghanguskan sekitar 14 tenda. Anak-anak yang seharusnya bermain dan tertawa, kini menjadi korban tak berdaya dalam tragedi yang tak berkesudahan di tanah Palestina.