Berita tragis datang dari Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, di mana terjadi perang antar faksi kartel narkoba yang menyebabkan kematian sekira 53 orang dan 51 orang lainnya dilaporkan hilang sejak perang pecah di daerah tersebut. Peristiwa ini menciptakan kekacauan dan ketakutan di wilayah tersebut, dengan kekerasan yang telah berlangsung sejak perang antara faksi-faksi yang bermusuhan dalam Kartel Sinaloa pecah pada 9 September 2024. Masyarakat setempat hidup dalam ketakutan akan ancaman kekerasan yang terus menerus.
Konflik ini dimulai pada bulan Juli, ketika salah satu pemimpin faksi Kartel Sinaloa, Ismael "El Mayo" Zambada, ditangkap di Amerika Serikat. Zambada menuduh anggota senior Los Chapitos, faksi lain dari kartel tersebut, telah menculiknya dan kemudian melakukan ekstradisi ke Amerika Serikat tanpa persetujuannya.
Sejak pertempuran besar-besaran terjadi pada 9 September, baku tembak dan kekerasan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di ibu kota, Culiacan. Sekolah terpaksa ditutup dan restoran serta toko tutup lebih awal akibat kekacauan yang terjadi.
Fernando Perez Medina, yang dikenal sebagai "El Piyi", ditangkap di Culiacan menurut sumber keamanan federal. Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, telah menyalahkan Amerika Serikat atas ketidakstabilan tersebut, menyebut bahwa mereka terlibat dalam operasi tersebut. Hal ini merujuk pada pembicaraan penyerahan antara pejabat AS dan Joaquín Guzmán López, yang ditahan bersama Zambada di bandara pribadi di El Paso pada akhir Juli.