Sebuah tim peneliti dari National University of Singapore (NUS) baru saja menyelesaikan studi global mengenai manfaat yang diberikan oleh hutan tropis dan konversi untuk pertanian. Tim tersebut mengkaji kegiatan penggundulan hutan di lebih dari 50 negara di daerah tropis antara tahun 2000 sampai 2012, dan mengidentifikasi daerah dimana deforestasi paling banyak dan paling tidak menguntungkan.
Tim NUS, yang dipimpin oleh Asisten Profesor Roman Carrasco dari Departemen Ilmu Biologi di Fakultas Ilmu NUS, mengidentifikasi Hutan Atlantik, daerah sekitar Teluk Guinea, dan Thailand sebagai daerah dimana manfaat dari konversi pertanian lebih tinggi daripada biaya lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa sulit menerapkan dan memberi insentif pada strategi konservasi keanekaragaman hayati yang didasarkan pada pembayaran kepada petani di wilayah ini.
Sebaliknya, Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Madagaskar dianggap sebagai sasaran konservasi yang layak secara ekonomi karena penggundulan hutan di wilayah ini menghasilkan manfaat pertanian rendah dan biaya lingkungan yang tinggi.