Melalui kisah pernikahan presiden dan kedua istrinya, masyarakat dapat lebih memahami bagaimana tradisi poligami masih menjadi bagian penting dari struktur sosial di Senegal. Hal ini juga dapat memicu perubahan pola pikir dan perspektif masyarakat terhadap praktik poligami serta memberikan kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai persamaan gender dan keadilan dalam masyarakat.
Di tengah perdebatan yang muncul akibat pilihan poligami presiden, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor sosial, budaya, dan agama yang melatarbelakangi praktik ini. Diskusi yang terbuka dan mendalam mengenai praktik poligami dapat menjadi langkah awal untuk memahami perbedaan pandangan dan memperkuat kerjasama antar masyarakat dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Dengan demikian, fenomena pernikahan poligami presiden Senegal dapat menjadi momentum untuk menggali dan memahami lebih dalam nilai-nilai kultural serta mengarahkan perubahan positif dalam masyarakat Senegal.