Selain itu, perombakan politik tersebut juga dapat memicu rasa frustrasi yang semakin besar terhadap partai-partai arus utama Jerman. Hal ini dapat menguntungkan gerakan populis yang lebih muda, termasuk partai oposisi Alternatif untuk Jerman (AfD) yang anti-imigran. AfD menyambut baik runtuhnya koalisi tersebut sebagai "pembebasan" yang telah lama dinantikan bagi Jerman.
Scholz menegaskan bahwa Bundestag akan mengadakan mosi tidak percaya pada 15 Januari 2025. Menurut konstitusi, jika kanselir gagal mendapatkan dukungan yang cukup, ia dapat secara resmi meminta presiden membubarkan majelis rendah yang beranggotakan 733 orang dan mengadakan pemilihan umum baru dalam waktu 60 hari. Hal ini dapat menunda pemilihan umum parlemen Jerman dari musim gugur mendatang hingga Maret 2025.