Namun, Lindner menolak tudingan tersebut. Ia menyatakan bahwa Scholz mencoba memaksa dirinya untuk melanggar batas pengeluaran yang ditetapkan oleh konstitusi. Lindner menolak mendukung keinginan tersebut dengan alasan menjaga kebijakan fiskal yang sehat.
Adapun sumber pemerintah mengungkapkan bahwa Scholz ingin meningkatkan paket dukungan Ukraina sebesar 3 miliar euro menjadi 15 miliar euro dan membiayainya dengan menangguhkan pengetatan utang. Menurut Lindner, Scholz menolak untuk mengakui bahwa negara Jerman membutuhkan model ekonomi baru, sehingga tidak memiliki kekuatan untuk memberikan dorongan baru bagi negaranya.
Runtuhnya koalisi pemerintahan Jerman ini juga menjadi sorotan karena terjadi bersamaan dengan kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden AS. Hal ini menjadi tantangan bagi Eropa dalam membentuk tanggapan yang bersatu terhadap berbagai isu internasional, seperti kemungkinan tarif baru AS, perang Rusia di Ukraina, dan masa depan aliansi NATO.
Krisis pemerintahan ini terjadi di saat yang kritis bagi Jerman, dengan ekonomi yang lesu, infrastruktur yang menua, dan militer yang tidak siap. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Jerman.