Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan akan terbang ke Vatikan dari Washington D.C. pada Jumat pagi. Selain itu, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, dan Ibu Negara, Rosangela Lula da Silva, juga akan berada di sana, bersama dengan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, serta Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., dan Ibu Negara, Liza Marcos. Kehadiran mereka mencerminkan penghormatan global atas warisan dan pengaruh Paus Fransiskus di seluruh dunia.
Dalam konteks perwakilan Indonesia, Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk mantan Presiden Joko Widodo untuk hadir sebagai utusan resmi di pemakaman tersebut. Bersama Jokowi, rombongan delegasi Indonesia juga akan mencakup Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, serta mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan. "Kami berharap utusan ini dapat mewakili bangsa dan negara kita dalam menyampaikan simpati dan belasungkawa," ungkap Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, di Kantor Kemensetneg Jakarta.
Satu hal yang menarik adalah bahwa misa pemakaman Paus Fransiskus akan terbuka untuk umum, memfasilitasi ribuan umat Katolik dari berbagai belahan dunia untuk memberikan penghormatan terakhir. Kejadian ini diperkirakan akan menarik jumlah pelayat hingga 200.000 orang, lebih besar dibandingkan dengan pemakaman Paus Benediktus pada tahun 2023 yang hanya menarik sekitar 50.000 orang. Pemerintah Italia bersama dengan otoritas Vatikan telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat di seluruh Kota Roma untuk menyambut kedatangan ribuan pelayat ini.