Namun, normalisasi hubungan diplomatik antara negara-negara Arab Muslim dengan Israel telah memberikan tekanan pada Saudi untuk menjalankan kebijakan yang konsisten. AS, yang merupakan sekutu Israel dan pendorong normalisasi tersebut, terus mengatakan bahwa Riyadh akan menjalin hubungan dengan Israel, walaupun posisi Saudi dalam mendukung negara Palestina tetap tegak.
Dengan latar belakang normalisasi hubungan antara Saudi-Israel yang terus berkembang, peran AS dalam memfasilitasi kesepakatan ini turut menjadi sorotan. Washington tampaknya memberikan insentif kepada Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dengan menyiapkan paket keamanan yang ditawarkan kepada Arab Saudi sebagai bentuk imbalan.
Di sisi lain, pemerintahan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus menentang keras pembentukan negara Palestina. Hal ini menjadi salah satu tantangan besar yang harus diatasi dalam meraih keberhasilan kesepakatan normalisasi hubungan Saudi-Israel.
Kesepakatan normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel merupakan langkah penting, namun masih memerlukan rekonsiliasi dengan isu-isu sensitif, terutama terkait Palestina. Kesepakatan ini juga menuntut komitmen dari berbagai pihak, termasuk AS, Saudi, dan Israel, serta perhatian terhadap kepentingan Palestina.