Kisah ini memberikan kita gambaran yang jelas tentang betapa sulitnya untuk memeluk agama di Korea Utara. Meskipun pemerintah melarangnya secara terbuka, pada kenyataannya banyak warga yang tetap mempertahankan kepercayaan mereka, meskipun dengan risiko yang sangat besar.
Hal ini menjadi sebuah cerminan dari kebebasan beragama yang terus menjadi isu penting di berbagai belahan dunia, termasuk di negara-negara otoriter seperti Korea Utara.
Dalam situasi seperti ini, peran lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan organisasi hak asasi manusia menjadi sangat krusial dalam memperjuangkan hak-hak dasar setiap individu, termasuk hak untuk beragama. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendorong perubahan positif di Korea Utara, dan semoga suatu hari nanti, setiap individu di sana akan dapat menjalankan kebebasannya secara penuh.