Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif impor yang menuai kontroversi. Kebijakan ini mencakup tarif dasar sebesar 10% untuk semua negara, dengan tambahan tarif resiprokal yang bervariasi berdasarkan defisit perdagangan bilateral AS dengan masing-masing negara. Menariknya, beberapa analis dan ekonom mencurigai bahwa formula perhitungan tarif ini menyerupai hasil yang dihasilkan oleh chatbot AI seperti ChatGPT.
Asal Mula Formula Tarif
Ekonom James Surowiecki mengungkap bahwa angka tarif yang diterapkan oleh Gedung Putih dapat direplikasi dengan rumus sederhana: membagi defisit perdagangan AS dengan suatu negara oleh total ekspor negara tersebut ke AS, kemudian membagi hasilnya menjadi dua. Misalnya, jika defisit perdagangan AS dengan China adalah $295 miliar dan total ekspor China ke AS adalah $439 miliar, maka perhitungannya adalah $295 miliar dibagi $439 miliar, menghasilkan sekitar 67%. Setelah dibagi dua, tarif yang diterapkan menjadi sekitar 33,5%. Metode ini dianggap terlalu disederhanakan dan tidak mempertimbangkan kompleksitas hubungan perdagangan internasional. WikipediaThe Verge