Misalnya, Bank of England di London dan Federal Reserve Bank of New York adalah dua institusi yang paling sering digunakan untuk menyimpan emas oleh bank-bank sentral dunia. Lokasi-lokasi ini berfungsi sebagai hub penyimpanan, di mana transfer kepemilikan emas bisa dilakukan secara elektronik tanpa perlu memindahkan emas secara fisik dari satu brankas ke brankas lain. Proses ini menghemat waktu, biaya, dan risiko keamanan yang besar. Tanpa kemudahan ini, setiap transaksi akan memerlukan logistik yang rumit dan mahal.
Keuntungan Historis dan Kepercayaan
Praktik menyimpan emas di luar negeri sudah berlangsung sejak lama, terutama setelah Perang Dunia II. Saat itu, banyak negara Eropa mengirim cadangan emas mereka ke Amerika Serikat untuk menghindari ancaman invasi dan perang. Amerika Serikat, dengan posisinya yang relatif aman dan stabil, menjadi tempat penyimpanan utama yang dipercaya. Kepercayaan ini terus berlanjut hingga sekarang.
Seiring berjalannya waktu, institusi seperti Federal Reserve Bank of New York telah membangun reputasi global sebagai penjaga yang andal. Kepercayaan ini membuat banyak bank sentral lain memilih untuk melanjutkan praktik penyimpanan ini. Mereka percaya bahwa aset mereka aman dari risiko domestik maupun internasional. Selain itu, ada juga faktor psikologis; menyimpan emas di pusat-pusat finansial global seperti New York atau London dianggap sebagai tanda integrasi dan stabilitas dalam sistem ekonomi global.
Menghindari Tuntutan Hukum dan Konflik Domestik
Menyimpan cadangan emas di luar negeri juga bisa menjadi langkah preventif untuk menghindari potensi tuntutan hukum atau penyitaan aset akibat konflik politik domestik. Jika sebuah negara mengalami kudeta, revolusi, atau perubahan rezim, cadangan emas yang ada di dalam negeri bisa menjadi target perebutan kekuasaan.