Selain kekerasan, ISIS juga berusaha untuk membangun wilayah kekuasaan melalui penaklukan wilayah. Mereka merebut kota-kota penting di Irak dan Suriah, termasuk Mosul dan Raqqa, dan mendeklarasikan wilayah-wilayah tersebut sebagai bagian dari kekhalifahan mereka. Penguasan wilayah ini memberikan mereka sumber daya dan basis untuk melancarkan operasi lebih lanjut serta membangun struktur pemerintahan yang diinginkan.
Penegakan Hukum Syariah
Setelah menguasai wilayah, ISIS menerapkan hukum syariah secara ketat. Mereka menerapkan berbagai aturan yang sangat keras, termasuk hukuman mati untuk pelanggaran hukum, pembatasan hak-hak perempuan, dan larangan terhadap aktivitas yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Masyarakat yang berada di bawah kekuasaan ISIS hidup dalam ketakutan karena pelanggaran aturan bisa berakibat fatal.
Selain itu, ISIS juga melakukan penganiayaan terhadap kelompok minoritas dan orang-orang yang dianggap tidak sesuai dengan interpretasi mereka terhadap Islam. Kristen, Yazidi, dan kelompok-kelompok lain sering kali menjadi target kekerasan dan penindasan. Dalam pandangan ISIS, semua yang tidak mengikuti ajaran mereka dianggap sebagai musuh yang harus diperangi.
Dampak Global dan Reaksi Internasional
Ambisi ISIS untuk mendirikan kekhalifahan tidak hanya berdampak pada wilayah yang mereka kuasai, tetapi juga menciptakan krisis global. Serangan teror yang dilakukan oleh ISIS di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa dan Asia, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan. Hal ini memicu respons internasional yang melibatkan koalisi negara-negara untuk melawan ISIS secara militer dan diplomatik.