Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat menyatakan bahwa pertusis dapat menyerang individu dari segala usia, mulai dari bayi yang masih berusia di bawah satu tahun hingga orang dewasa dan lansia. Pada kelompok usia yang lebih rentan, misalnya bayi, risiko komplikasi yang serius menjadi jauh lebih tinggi, termasuk kemungkinan terjadinya pneumonia atau masalah pernapasan lainnya. Ini menunjukkan bahwa pentingnya vaksinasi dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara termasuk Jepang telah mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam jumlah kasus pertusis, sehingga menimbulkan diskusi panas di kalangan para tenaga kesehatan tentang efektivitas program imunisasi yang ada. Vaksin DTaP yang biasanya diberikan untuk mencegah difteri, tetanus, dan pertusis turut menjadi sorotan utama, dengan para ahli kesehatan mendesak agar lebih banyak orang tua mengimunisasi anak-anak mereka secara lengkap dan tepat waktu.
Kesadaran akan pentingnya vaksinasi semakin mendesak, terutama di era informasi di mana berita palsu dan keraguan terhadap vaksin dapat menyebar dengan cepat. Keterlibatan komunitas dan kolaborasi antara pemerintah serta penyedia layanan kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat, mendorong tindakan pencegahan, dan memastikan pasien yang terinfeksi mendapatkan perawatan yang sesuai untuk memerangi infeksi ini secara efektif.