Pemerintah Malaysia telah mempertahankan aksi mereka untuk mengusir ratusan pengembara laut dari rumah mereka di lepas pantai negara bagian Sabah dalam upaya meningkatkan keamanan dan mengatasi kejahatan lintas batas. Tindakan ini menuai kontroversi seiring dengan kritik dari berbagai pihak terkait hak asasi manusia dan perlindungan masyarakat Bajau Laut.
Lebih dari 500 orang dari komunitas Bajau Laut, yang sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan, menjadi sasaran pengusiran ini. Mereka tinggal di rumah perahu reyot atau gubuk pantai yang dibangun di atas panggung, namun rumah-rumah mereka dibongkar atau dibakar oleh petugas penegak hukum. Operasi ini dilaksanakan di distrik Semporna di Sabah dan dikecam keras oleh kelompok hak asasi manusia.