Tahun 2024, Ibadah Haji di Mekkah, Arab Saudi, disertai oleh tragedi yang menyebabkan lebih dari 1.000 korban jiwa. Suhu panas ekstrem di kota suci tersebut menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah kematian pada musim haji tahun ini. Data Reuters menunjukkan bahwa sebagian besar korban tewas berasal dari warga Mesir, dengan 672 orang meninggal dan 25 lainnya hilang. Selain itu, 236 warga Indonesia juga dikabarkan meninggal dalam peristiwa tersebut, sementara India kehilangan 98 warga saat pelaksanaan ibadah haji.
Jumlah korban jiwa juga menimpa jemaah haji dari negara-negara lain seperti Tunisia, Yordania, Iran, dan Senegal, sehingga total kematian yang tercatat adalah sebanyak 1.114 orang. Situasi tersebut menyebabkan Unit Krisis Mesir memberlakukan tindakan tegas dengan menangguhkan izin 16 perusahaan pariwisata dan merujuk mereka ke jaksa penuntut umum. Mesir menyalahkan perusahaan-perusahaan tersebut atas kematian yang mayoritas terjadi di kalangan jamaah haji ilegal yang tidak terdaftar dalam sistem resmi.
Pihak berwenang Mesir juga mengkonfirmasi bahwa 31 kematian terjadi akibat penyakit kronis di antara jamaah yang terdaftar secara resmi. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa kondisi kesehatan para jemaah haji menjadi salah satu faktor penentu terjadinya kematian di Tanah Suci.
Tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dan persiapan yang matang dalam menjalankan ibadah haji, terutama dalam menghadapi suhu ekstrem di Mekkah. Para calon jemaah haji perlu memahami risiko yang terkait dengan kondisi lingkungan, serta perlu adanya sistem pengawasan yang lebih ketat terhadap jamaah yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar secara resmi.