Langkah Inggris tidak hanya sebatas itu. Pemerintah juga menjatuhkan sanksi tambahan kepada tiga individu dan empat kelompok yang terkait dengan gerakan pemukim ekstrem di wilayah pendudukan Tepi Barat. Sanksi tersebut berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan, memperpanjang kebijakan yang telah diterapkan sejak 2024.
“Saya telah menyaksikan langsung dampak kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim, bagaimana para korban hidup dalam ketakutan, sementara pelaku sering kali lolos dari hukum,” ujar Lammy dalam pidatonya.
Meski menyampaikan kritik keras terhadap kebijakan Israel, Lammy menegaskan bahwa Inggris tetap mendukung keamanan rakyat Israel dan menolak segala bentuk antisemitisme. Namun, cara pemerintah Netanyahu menangani operasi militer di Gaza dinilai telah merusak hubungan bilateral antara kedua negara.
“Kami menginginkan persahabatan yang kokoh dengan rakyat Israel berdasarkan nilai-nilai bersama. Tetapi perang yang sedang berlangsung di Gaza kini justru memperburuk hubungan kami dengan pemerintah Israel,” tegas Lammy.