“Banyak dari kami bekerja lebih dari 60 jam seminggu, tapi dibayar seperti buruh biasa,” ujar dr. Louise Carter, salah satu juru bicara aksi.
Dampak pada Layanan Kesehatan
Aksi mogok ini membuat ratusan jadwal operasi dan pemeriksaan terpaksa dibatalkan. Rumah sakit di berbagai wilayah Inggris mengalami kekurangan staf, terutama di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif. Masyarakat diminta hanya datang ke rumah sakit untuk kasus yang benar-benar darurat.
Pemerintah Mulai Merespons
Menteri Kesehatan Inggris mengaku prihatin dan siap membuka ruang negosiasi, namun juga mengingatkan bahwa anggaran negara terbatas. Sementara itu, publik menunjukkan dukungan besar terhadap para tenaga medis, mengingat peran penting mereka selama pandemi COVID-19.