FBI pada Minggu (14/7) mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi seorang tersangka namun belum menentukan motif dari upaya pembunuhan pada hari Sabtu (13/7) terhadap mantan Presiden AS Donald Trump. Salah satu aksi kekerasan politik AS yang paling mencolok dalam beberapa dekade terakhir.
Badan penegak hukum tersebut mengatakan bahwa Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, warga Bethel Park, Pennsylvania, adalah " pelaku yang terlibat" dalam penembakan tersebut, yang terjadi saat rapat umum politik di pinggiran kota Pittsburgh. Crooks terdaftar sebagai anggota Partai Republik, tetapi juga pernah memberikan sumbangan politik sebesar $15 kepada sebuah kelompok liberal, demikian menurut catatan pemilih publik yang dikutip oleh beberapa media.
Setidaknya seorang penonton tewas dan dua lainnya terluka parah dalam penembakan tersebut, yang terjadi di sebuah ruang terbuka yang luas dan tidak tertutup di daerah pedesaan. Sekitar enam menit setelah Trump naik ke atas panggung, beberapa tembakan terdengar - membuat mantan presiden tersebut menyentuh telinga kanannya dan kemudian jatuh ke tanah sebelum dikelilingi oleh agen-agen Secret Service.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump mengatakan bahwa ia "baik-baik saja" setelah ditembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanannya. Ia keluar dari rumah sakit pada Sabtu malam. Penembakan tersebut terjadi menjelang Konvensi Nasional Partai Republik yang secara resmi akan mencalonkan Trump sebagai calon presiden dari partai tersebut. Kampanye Trump dan Komite Nasional Partai Republik mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan dibuka sesuai jadwal pada Senin (15/7) dan Trump mengatakan "berharap dapat bergabung dengan Anda semua di Milwaukee."
Menurut laporan saksi dan video yang diposting online, penembak terlihat memegang senapan dan merangkak ke atas atap sebuah gedung di dekat lokasi kampanye beberapa saat sebelum penembakan dimulai. Beberapa saksi mata terdengar berteriak untuk menarik perhatian polisi, yang kemudian menembak dan membunuh tersangka. Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang tingkat perlindungan Secret Service yang diberikan kepada Trump.
Para pemimpin Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan bahwa mereka akan melancarkan "penyelidikan penuh" atas insiden tersebut dan meminta direktur Secret Service Kimberly Cheatle untuk menghadiri rapat dengar pendapat tentang masalah ini. Dalam sebuah surat yang diposting pada Sabtu malam di situs media sosial X, Komite DPR yang dipimpin oleh Partai Republik mengatakan "rakyat Amerika menuntut jawaban tentang upaya pembunuhan Presiden Trump."