Perdebatan mengenai RUU ini cukup sengit, mengingat perkiraan bahwa RUU tersebut akan menambah utang nasional hingga mencapai 3,3 triliun dolar AS, sebuah angka yang tentu memicu kekhawatiran di kalangan ekonom dan para pembuat kebijakan. Saat ini, utang nasional AS telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan, dan ada pula risiko bahwa RUU ini dapat mencabut hak jutaan warga atas program kesehatan Medicaid dan bantuan makanan bergizi melalui program food stamp. Hal ini tak ayal memunculkan kritik dari berbagai kalangan yang khawatir tentang dampak sosial dan ekonomi yang bisa ditimbulkan.
Ini merupakan pencapaian legislatif yang signifikan bagi Trump di tengah masa jabatannya yang kedua sebagai presiden. Semua mata kini tertuju kepada bagaimana proses penandatangan RUU ini akan berlangsung, terutama setelah diskusi panjang dan ketegangan di antara anggota Kongres. Meski DPR dan Senat sudah menyetujui RUU ini, perbedaan pendapat dalam Partai Republik sendiri tampak jelas, dengan beberapa anggota yang nyata-nyata menaruh keraguan akan dampak dari kebijakan yang diusulkan.
Ketua DPR AS, Mike Johnson, menyampaikan pernyataan optimis setelah RUU ini lolos, menekankan perlunya perbaikan dalam berbagai bidang kebijakan publik. Johnson menggambarkan situasi saat ini sebagai "bencana mutlak" yang dihasilkan oleh pemerintahan Biden-Harris, dan ia mengungkapkan harapannya bahwa RUU ini dapat memperbaiki kondisi yang telah ada dengan cara yang lebih baik.