Sebagai sekutu Trump yang vokal dan anggota DPR dari Partai Republik nomor 4, Stefanik dianggap memiliki pengaruh kuat di arena politik. Dengan pengalamannya sebagai ketua Konferensi Partai Republik di DPR, Stefanik diharapkan dapat menjalankan tugasnya sebagai Duta Besar dengan baik. Namun, keputusan tersebut juga menuai kritik karena pandangan kerasnya terhadap Israel dan Palestina.
Pada tahun-tahun terakhir, Stefanik memperlihatkan dukungan yang kuat terhadap kebijakan Israel, termasuk dalam isu-isu yang bersifat kontroversial. Contohnya, ia telah berulang kali menegaskan pandangannya terhadap konflik Israel dan Palestina, serta mendukung rancangan undang-undang yang menargetkan perkemahan mahasiswa pro-Palestina. Pandangan-pandangan ini tentu saja menjadi sorotan tajam di tengah masyarakat AS yang juga meliputi pendapat yang beragam mengenai isu tersebut.
Stefanik juga dihadapkan pada tantangan besar untuk mengelola hubungan luar negeri AS dengan PBB, terutama terkait kebijakan AS terhadap konflik Israel-Palestina. Dengan keputusan ini, Trump juga sekaligus mencopot Linda Thomas-Greenfield dari posisi Duta Besar AS untuk PBB yang sebelumnya menjabat selama pemerintahan Biden. Thomas-Greenfield dikenal memiliki pandangan politik yang berbeda terkait isu tersebut, sehingga pemilihan Stefanik sebagai penggantinya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan besar terkait kebijakan luar negeri AS ke depan.