Namun, pernyataan Trump juga mendapatkan kritik tajam dari sejumlah pihak. Beberapa kelompok berpendapat bahwa janji tersebut dapat merugikan siswa yang memerlukan pendidikan inklusif dan informasi yang akurat mengenai gender dan seksualitas.
Di sisi lain, pernyataan Trump menegaskan bahwa kebijakan ini akan menjadi salah satu prioritas utama jika dia terpilih sebagai presiden. Trump mengklaim bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmennya untuk mengembalikan kontrol pendidikan kepada orang tua dan komunitas lokal, yang menurutnya merasa terpinggirkan oleh kebijakan pendidikan federal yang ada saat ini.
Kampanye Trump juga mencatat bahwa pendidikan tentang seksualitas dan gender harus sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan norma-norma budaya yang berlaku. Mereka berpendapat bahwa beberapa materi pendidikan yang ada saat ini tidak sesuai dengan standar moral yang mereka anggap penting dan dapat berdampak negatif terhadap perkembangan anak-anak.