Selain itu, Biden juga pernah menyinggung Trump dalam sebuah acara di Wisconsin pada 25 Januari dengan menyebutnya sebagai "professor." Meskipun mungkin tidak dimaksudkan secara kasar, namun kesalahan tersebut menimbulkan tanda tanya di kalangan pendukungnya.
Tak hanya itu, Biden juga pernah salah menyebut nama kepala negara seorang perwakilan Irlandia sebagai Islandia, juga lupa menyebutkan nama Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam sebuah konferensi pers. Insiden lain yang sempat menjadi perbincangan adalah ketika Biden terlihat mengalami kesulitan saat mengikuti acara KTT G7 di Italia pada Juni lalu.
Semua deretan insiden ini menjadi alasan bagi banyak pihak untuk mempertanyakan kualitas dan kemampuan Biden dalam memimpin negara. Peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan kognitif dan fokus Biden dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang pemimpin negara.
Meskipun banyak pihak yang memberikan dukungan dan pemahaman terhadap kondisi Biden, namun hal ini menjadi titik kritis bagi karir politiknya. Dalam sebuah jabatan yang begitu penting, ketelitian dan kejelian dalam berbicara serta bertindak menjadi hal yang sangat vital. Oleh karena itu, insan politik, terlebih seorang presiden, harus mampu menjaga image dan kredibilitasnya di depan publik. Hal ini juga merupakan cerminan dari kemampuan kepemimpinan dan cara berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat serta pemangku kepentingan.