Penggunaan rudal berkemampuan nuklir ini diyakini sebagai "pesan" dari Rusia bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir tanpa bisa dicegah atau dicegat oleh sistem pertahanan udara Ukraina maupun negara-negara Barat.
Di samping Oreshnik, Rusia juga meluncurkan rudal hipersonik Kinzhal dan tujuh rudal jelajah Kh-101, dengan hanya satu yang berhasil menembak jatuh. Serangan itu menargetkan perusahaan dan infrastruktur penting di Dnipro, yang merupakan pusat pembuatan rudal di era Soviet. Ukraina telah memperluas industri militer selama perang, namun merahasiakan keberadaannya.
Keputusan Rusia untuk menggunakan rudal Oreshnik menunjukkan evolusi senjata yang digunakan dalam konflik Ukraina. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik dan keamanan regional. Di sisi lain, campur tangan Barat dalam mendukung Ukraina juga dapat menjadi penyebab ketegangan yang berpotensi memicu konflik yang lebih besar di wilayah tersebut. Perlu untuk mempertimbangkan upaya diplomasi yang lebih intensif dan perlunya penyelesaian damai untuk mengatasi konflik di Ukraina dan mencegah eskalasi yang berbahaya.