Situasi semakin sulit dikendalikan karena kedua belah pihak menolak gencatan senjata, masing-masing menyatakan hak membela diri dan menuntut keadilan atas serangan sebelumnya.
Korban Sipil Terus Bertambah, Dunia Internasional Bungkam
Data dari lembaga kemanusiaan menyebutkan ratusan korban jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan. Sementara ribuan lainnya terluka dan kehilangan tempat tinggal. Krisis kemanusiaan kembali mencuat, namun suara dari dunia internasional dinilai terlalu lemah dan normatif.
Alih-alih mendesak penghentian kekerasan, banyak negara justru terseret dalam tarik menarik kepentingan politik. Kepentingan ekonomi, aliansi strategis, dan tekanan domestik membuat negara-negara besar lebih memilih diam atau bersikap setengah hati.
Akar Konflik Tak Pernah Tuntas
Konflik di Timur Tengah bukan sekadar perseteruan dua kubu, tapi akumulasi sejarah panjang tentang pendudukan, diskriminasi, sengketa wilayah, dan pelanggaran hak asasi manusia. Setiap kali kekerasan meletus, luka lama kembali terbuka dan memperdalam rasa benci antar generasi.
Upaya perdamaian selalu terhambat oleh kepentingan geopolitik yang kuat, serta kurangnya kepercayaan di antara pihak-pihak yang bersengketa.