Institusi tanggap darurat negara mencatat korban jiwa akibat banjir tersebut, yang meliputi sedikitnya 30 orang. Selain itu, dampaknya juga dirasakan oleh satu juta orang lainnya, dengan ratusan ribu orang terpaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian.
Kondisi darurat ini menekankan pentingnya perencanaan tanggap darurat yang matang, termasuk dalam hal pemusnahan di kawasan penjara. Ketersediaan akses ke informasi dan teknologi memainkan peran kunci dalam upaya pencegahan serta reaksi cepat terhadap bencana alam. Oleh karena itu, investasi dalam infrastruktur dan teknologi untuk mitigasi bencana harus ditingkatkan, terutama di daerah yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir.
Tidak hanya itu, pentingnya peran masyarakat dalam meningkatkan ketahanan komunitas dari bencana alam juga perlu diperhatikan. Pendidikan dan pelatihan darurat harus didorong agar masyarakat dapat memberikan respons yang tepat dan efektif dalam situasi darurat seperti banjir ini. Adanya kesadaran akan bahaya banjir dan dampak-dampaknya juga perlu ditingkatkan di kalangan masyarakat, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan.