Batas Buatan: Garis yang Ditarik Manusia
Tidak semua wilayah memiliki batas alami yang jelas. Di banyak tempat, terutama di dataran datar atau gurun, batas ditarik secara artifisial oleh manusia. Batas-batas ini sering kali berbentuk garis lurus, lingkaran, atau mengikuti koordinat geografis tertentu (lintang dan bujur).
Batas Geometris: Ini adalah garis lurus yang ditarik antar titik koordinat atau mengikuti garis lintang/bujur. Contoh paling terkenal adalah sebagian besar batas antara Amerika Serikat dan Kanada, serta sebagian besar negara di Afrika yang dibuat oleh kekuatan kolonial tanpa mempertimbangkan kelompok etnis atau geografi lokal.
Batas Astronomis: Batas yang mengikuti garis lintang atau bujur tertentu (misalnya, garis lintang ke-49 antara AS dan Kanada).
Batas Kultural/Etnis: Dalam beberapa kasus, batas ditarik untuk memisahkan kelompok etnis, bahasa, atau agama. Namun, ini sangat sulit dilakukan dengan sempurna karena populasi seringkali bercampur, dan seringkali justru memicu konflik daripada menyelesaikannya.
Batas buatan ini murni hasil kesepakatan politik, baik melalui perjanjian, penaklukan, atau pembagian wilayah oleh kekuatan eksternal.
Perjanjian dan Negosiasi: Titik Krusial Penentuan Batas
Tidak peduli apakah batas itu alami atau buatan, perjanjian dan negosiasi adalah tahap paling krusial dalam penentuan dan pengakuan batas wilayah. Proses ini bisa berlangsung puluhan, bahkan ratusan tahun, melibatkan diplomasi tingkat tinggi, arbitrase internasional, atau bahkan resolusi konflik pascaperang.
Perjanjian Bilateral/Multilateral: Negara-negara yang berbatasan akan duduk bersama untuk menyepakati di mana garis batas akan ditarik. Dokumen perjanjian ini akan merinci secara spesifik koordinat atau fitur geografis yang menjadi batas.