Simbolisme mandala atau pola-pola kosmis seringkali terintegrasi dalam desain, meskipun tidak selalu eksplisit pada jendela. Ornamen-ornamen yang mengelilingi jendela atau kusen bisa menggambarkan figur dewa, elemen alam, atau motif geometris yang membawa makna filosofis. Pada Wihara/Vihara, jendela juga mungkin berfungsi untuk memastikan cahaya yang cukup masuk ke ruang sembahyang, namun tidak berlebihan sehingga mengganggu konsentrasi meditasi. Terkadang, jendela juga dilengkapi dengan ukiran kayu atau relief yang menceritakan kisah-kisah ajaran atau mitologi terkait. Bentuk jendela pada kuil lebih menekankan pada integrasi dengan lingkungan, fungsi pragmatis, dan terkadang simbolisme yang lebih organik atau terkait narasi keagamaan.
Jendela di setiap bangunan keagamaan bukan hanya elemen arsitektur biasa. Mereka adalah cerminan dari keyakinan, filosofi, dan estetika budaya yang membentuknya. Baik itu jendela kaca patri yang bercerita di gereja, pola geometris yang menenangkan di masjid, atau bukaan yang menyatu dengan alam di kuil, semuanya adalah bagian dari bahasa visual yang menghubungkan manusia dengan yang Ilahi.