Tampang

Arti di Balik Bentuk Jendela Gereja, Masjid, dan Kuil

21 Jul 2025 11:01 wib. 33
0 0
Tempat Ibadah
Sumber foto: Canva

Jendela Masjid: Keseimbangan, Pola Geometris, dan Cahaya Terfilter

Arsitektur masjid memiliki pendekatan yang berbeda dalam merancang jendela, sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam yang menghindari representasi figuratif makhluk hidup dan menekankan pada kesederhanaan, keindahan pola, dan fungsi. Jendela masjid seringkali berbentuk lengkung (kubah) atau persegi panjang sederhana, namun dihiasi dengan pola geometris yang rumit atau kaligrafi. Pola-pola geometris ini, seperti bintang, segi delapan, atau jaring-jaring, melambangkan ketertiban, kesatuan, dan kesempurnaan ciptaan Allah, tanpa ada awal atau akhir yang jelas. Ini mencerminkan konsep keesaan Tuhan (tauhid).

Jendela pada masjid juga dirancang untuk memfilter dan mengontrol cahaya yang masuk. Ini bertujuan menciptakan suasana yang tenang, teduh, dan fokus untuk beribadah, menghindari silau berlebihan. Terkadang, jendela menggunakan kisi-kisi (mashrabiya di arsitektur Timur Tengah) yang tidak hanya berfungsi sebagai ventilasi, tetapi juga memberikan privasi dan menciptakan pola bayangan yang indah di lantai dan dinding. Bentuk lengkung pada jendela juga seringkali mencerminkan bentuk kubah dan lengkungan mihrab, menciptakan harmoni dan kesatuan visual di seluruh bangunan. Jadi, jendela masjid menggabungkan estetika abstrak, fungsi pencahayaan yang terkontrol, dan simbolisme geometris yang mendalam.

Jendela Kuil (Pura/Wihara/Vihara/Kuil Hindu-Buddha): Keterbukaan, Orientasi Alam, dan Simbolisme Kosmis

Bentuk jendela pada kuil, seperti Pura di Bali atau Wihara/Vihara dan kuil Hindu-Buddha lainnya, sangat bervariasi tergantung pada tradisi dan lokasinya. Namun, ada beberapa karakteristik umum yang bisa diamati. Jendela seringkali dirancang untuk menciptakan keterbukaan dan koneksi dengan alam di sekitarnya. Ini karena banyak tradisi spiritual, terutama dalam Hindu dan Buddha, sangat menghargai alam sebagai bagian dari ciptaan atau manifestasi ilahi. Di Pura Bali, misalnya, meskipun ada dinding pembatas, banyak area yang dirancang semi-terbuka dengan gapura atau celah yang memungkinkan pandangan ke luar atau sirkulasi udara yang bebas. Jendela atau bukaan mungkin berbentuk persegi panjang sederhana atau lengkung, namun orientasinya seringkali disesuaikan dengan arah mata angin atau objek alam yang dianggap sakral, seperti gunung atau laut.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?