FIFA telah mengumumkan bahwa Arab Saudi akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, sekaligus mengonfirmasi bahwa Maroko, Spanyol, dan Portugal akan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030. Keputusan ini memicu kontroversi terkait hak asasi manusia, terutama terkait perlindungan bagi fans LGBT yang akan datang ke Arab Saudi.
Football Association (FA) Inggris merupakan salah satu pihak yang mengungkapkan kekhawatiran terkait keputusan tersebut. Mereka memperhatikan isu hak asasi manusia khususnya terkait perlindungan bagi fans LGBT yang dikhawatirkan akan mengalami diskriminasi di Arab Saudi.
Namun, Federasi Sepak Bola Inggris mengklaim bahwa mereka telah menerima jaminan dari Arab Saudi bahwa fans LGBTQ akan aman dan diterima di Piala Dunia 2034.
Penganugerahan Piala Dunia kepada Arab Saudi seakan membuat isu hak asasi manusia kembali menjadi perbincangan utama, mirip dengan situasi yang terjadi dua tahun lalu ketika turnamen tersebut digelar di Qatar. Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam sambutannya pada kongres menyampaikan bahwa FIFA adalah organisasi yang inklusif dan non-diskriminatif.
Namun demikian, ketegasan dari pihak Arab Saudi untuk menjamin keselamatan dan penerimaan bagi semua penggemar, termasuk fans LGBT, tetap menjadi fokus utama. Federasi Sepak Bola Inggris telah melakukan pertemuan dengan perwakilan sepak bola Arab Saudi untuk merincikan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia. Mereka meminta komitmen dari Arab Saudi untuk memastikan semua penggemar, termasuk LGBTQ+, aman dan diterima di Piala Dunia 2034.