Prof. Poppy juga menambahkan bahwa selain memicu eskalasi konflik regional, serangan tersebut juga berpotensi mempengaruhi gerakan anti-zionis di dunia internasional. Meskipun meningkatnya sentimen anti-zionis bisa saja terjadi, namun dampaknya mungkin tidak sebesar yang terjadi setelah tragedi kekerasan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Prof. Poppy menilai bahwa konflik antara Israel dan Iran, pada dasarnya merupakan masalah regional di Timur Tengah. Namun, ia juga mempertimbangkan kemungkinan konflik tersebut meluas, terutama mengingat kedua negara tersebut memiliki senjata nuklir. Ia juga menekankan bahwa kepemilikan senjata nuklir menjadi salah satu faktor krusial yang dapat mempengaruhi respons negara-negara pihak yang terlibat dalam konflik ini.
Dalam konteks ini, Prof. Poppy juga menambahkan bahwa Iran selama ini telah menggunakan kepemilikan senjata nuklir sebagai alat tawar untuk mendapatkan kekuatan politik di kawasan Timur Tengah. Namun, apa yang akan terjadi selanjutnya tergantung pada respons yang diberikan oleh negara-negara pihak yang terlibat. Kehati-hatian dalam menanggapi situasi ini diharapkan menjadi faktor penting mengingat adanya potensi eskalasi konflik internasional yang melibatkan senjata nuklir.