Malaysia menjadi salah satu negara yang paling cepat merespons popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI), terutama dari sektor pembangunan infrastruktur pusat data (data center). Pemerintah Malaysia memusatkan wilayah Johor sebagai sarang data center AI untuk memenuhi kebutuhan yang membludak akan penyimpanan, pengelolaan, dan pelatihan sistem AI.
Di tahun lalu, Johor adalah lahan yang diperuntukkan untuk industri perkebunan kelapa sawit. Namun, kini, gedung-gedung data center mulai berkembang, membentuk proyek konstruksi AI terbesar di dunia dari pohon-pohon tropis tersebut.
Perusahaan asing tertarik berinvestasi di Johor, seperti ByteDance yang menggelontorkan US$ 350 juta, Microsoft yang membeli lahan 49 hektar senilai US$ 95 juta, Google yang menggelontorkan dana US$ 2 miliar, Blackstone membayar US$ 16 miliar untuk membeli operator data center AirTrunk, dan Oracle yang mengumumkan investasi US$ 6,5 miliar untuk sektor data center di Malaysia.