Brunei Darussalam kini memasuki daftar hitam (blacklist) Amerika Serikat (AS), sebuah kabar yang mengejutkan banyak pihak. Negara tetangga Indonesia tersebut, yang sebelumnya dekat dengan AS, kini berdampingan dengan Sudan dalam blacklist AS. Departemen Luar Negeri AS secara resmi mengumumkan hal ini beberapa waktu lalu, bahkan menempatkan Brunei langsung di dalam blacklist 'level 3'.
Pertanyaan pun muncul, apa yang membuat Brunei yang sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan AS tiba-tiba masuk daftar hitam? Menurut berita yang dikutip dari AFP, perdagangan manusia menjadi faktor utama yang membuat AS memasukkan Brunei ke dalam blacklist. Brunei, yang merupakan mitra AS dalam blok ASEAN, tidak memberlakukan hukuman kepada pelaku perdagangan manusia selama tujuh tahun berturut-turut. Bahkan, negara tersebut cenderung untuk mengadili atau deportasi beberapa korban yang seharusnya mendapatkan bantuan. Brunei juga melakukan aksi mempublikasikan korban yang dianggap sebagai pekerja yang melarikan diri, bahkan mencambuk mereka yang tertangkap.