Siapa yang pada akhirnya menanggung beban terberat dari krisis ini? Jawabannya jelas: generasi masa depan. Generasi Z dan Alpha akan mewarisi planet yang sangat berbeda.
Laporan-laporan ilmiah, termasuk dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), melukiskan gambaran suram [dampak iklim pangan]. Produksi pangan diproyeksikan akan semakin sulit. Panen menjadi lebih tidak menentu di masa depan. Kualitas gizi tanaman juga menurun karena tingginya CO2 di atmosfer.
Wilayah pertanian produktif akan menyusut secara signifikan. Pada tahun 2050, produksi pangan global bisa turun 10% akibat perubahan iklim [produksi pangan global]. Mereka harus berjuang memberi makan populasi dunia yang terus bertambah. Diperkirakan mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050, dengan sumber daya yang kian menipis.
Krisis air bersih juga menjadi ancaman serius. Perubahan iklim bukan hanya soal suhu, tetapi juga siklus air. Kekeringan parah dan banjir ekstrem akan memperebutkan sumber daya vital. Air bersih adalah kebutuhan utama bagi pertanian dan kehidupan.
Alarm merah ini bukan lagi sekadar peringatan untuk masa depan yang jauh. Ini adalah laporan kondisi darurat dari masa kini. Apa yang kita lakukan—atau gagal lakukan—dalam dekade ini sangat menentukan. Ini akan menentukan apakah generasi mendatang masih bisa menikmati makanan, atau hanya mewarisi cerita tentang planet yang pernah hijau dan makmur.