Hamas, sebagai pihak yang terlibat, mendesak untuk mencapai gencatan senjata permanen dan meminta seluruh pasukan Israel untuk meninggalkan Palestina. Namun, dalam beberapa kesepakatan, gencatan senjata hanya berlangsung dalam hitungan hari atau pekan.
Sedangkan, konsekuensi dari agresi yang terus berlanjut ini menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Palestina. Selain dampak langsung berupa korban jiwa dan luka-luka, agresi ini juga memperburuk kondisi kemanusiaan, melumpuhkan sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur di wilayah Gaza.
Kondisi tersebut mengakibatkan penyakit dan kekurangan gizi yang semakin meluas, terlebih di kalangan anak-anak. Menurut laporan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), sekitar 1,1 juta pengungsi Palestina di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Mereka hidup di kondisi yang sangat rentan dan terpinggirkan akibat konflik yang tak kunjung reda.