Tampang

Tersangka Penerimaan Suap di Foxconn, China

13 Okt 2024 18:27 wib. 166
0 0
Tersangka Penerimaan Suap di Foxconn, China
Sumber foto: Detik.com

China tengah menyelidiki empat pekerja di perusahaan teknologi raksasa Taiwan Foxconn atas dugaan penyuapan dan penggelapan. Menurut laporan media setempat, pihak berwenang di Taipei telah menahan keempat karyawan yang diduga menerima suap. 

Dewan Urusan Daratan Taiwan menyatakan otoritas keamanan publik di kota Zhengzhou di China tengah, menahan karyawan tersebut atas pelanggaran yang setara dengan "pelanggaran kepercayaan" dalam hukum Taiwan. "Keadaan dalam kasus ini cukup aneh," kata dewan tersebut, dikutip dari CNA, Minggu (13/10/2024).

Dewan menambahkan bahwa Foxconn telah menyatakan karyawan tidak menyebabkan kerugian atau kerusakan bagi perusahaan. Mereka juga menyebut bahwa kasus tersebut termasuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat keamanan publik, yang telah merusak kepercayaan bisnis secara serius. Kantor berita pemerintah Beijing Xinhua, mengutip Kantor Urusan Taiwan, menyatakan, keempat orang sedang diselidiki atas dugaan kejahatan menerima suap dan penggelapan.

Juru bicara kantor tersebut Zhu Fenglian mengatakan otoritas terkait akan menyelidiki kasus tersebut sesuai dengan hukum dan memastikan hak dan kepentingan yang sah dari para tersangka dilindungi dengan baik. Laporan yang dirilis tidak memberikan rincian tentang tuduhan atau identitas empat karyawan yang sedang diselidiki.

Foxconn, yang juga dikenal dengan nama resminya Hon Hai Precision Industry, adalah produsen elektronik kontrak terbesar di dunia dan merakit perangkat untuk perusahaan teknologi besar, termasuk Apple. Sebagian besar pabriknya berada di Tiongkok, termasuk Zhengzhou, yang dijuluki "Kota iPhone" sebagai rumah bagi pabrik telepon pintar terbesar di dunia.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.