Menurut penyelidikan Polri, RN diduga menjadi otak dari jaringan peredaran narkotika internasional yang berbasis di Indonesia. Selain terlibat dalam produksi narkotika di laboratorium rahasia di Bali, RN juga diduga terlibat dalam pengiriman narkotika ke beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand. Hal ini menjadikan kolaborasi antara Polri dan Royal Thai Police sangat vital dalam melakukan penangkapan terhadap RN.
Tangkapan Roman Nazarenko juga menunjukkan komitmen Polri dalam mengamankan wilayah Indonesia dari ancaman peredaran narkotika internasional. Operasi penangkapan ini juga merupakan bukti nyata bahwa Polri terus meningkatkan kinerja dan kerjasama lintas negara dalam hal penegakan hukum. Dengan menciptakan koordinasi yang solid antar lembaga kepolisian dari berbagai negara, Polri dapat lebih efektif dalam memburu pelaku kejahatan lintas negara seperti kasus ini.
Keberhasilan penangkapan Roman Nazarenko juga memberikan dampak positif terhadap citra Polri di mata masyarakat, khususnya terkait dengan penanganan kasus-kasus transnasional yang melibatkan kejahatan serius seperti peredaran narkotika. Hal ini juga menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa Polri adalah lembaga penegak hukum yang aktif dalam memberantas kejahatan lintas negara, dan siap berkolaborasi dengan lembaga penegak hukum negara lain dalam memastikan keamanan dan ketertiban bersama.