5. Reaksi dari Penulis dan Akademisi
Banyak penulis dan akademisi mendukung pencetakan ulang ini, dengan argumen bahwa sastra harus tetap bebas dari kontrol negara. Mereka berpendapat bahwa 1984 adalah karya penting yang dapat mendorong diskusi kritis tentang kebebasan dan hak asasi manusia di era digital.
Fakta: Lebih dari 200 akademisi dari universitas terkemuka menandatangani petisi yang mendukung pencetakan ulang 1984, menyerukan kebebasan literasi dan menolak pelarangan buku tersebut.
Pencetakan ulang 1984 di tahun 2024 telah memicu perdebatan yang intens, terutama terkait dengan kebebasan berekspresi dan pengawasan pemerintah. Di tengah maraknya isu-isu privasi digital dan kontrol informasi, buku ini kembali menjadi bacaan yang relevan dan menarik minat generasi baru. Kontroversi yang terjadi justru mengingatkan kita pada pentingnya diskusi tentang kebebasan individu di era modern.