Skandal penipuan lain yang tak kalah mengejutkan adalah kasus WorldCom. WorldCom, yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat, terlibat dalam penipuan akuntansi besar-besaran yang melibatkan penggelembungan aset dan pendapatan. Skandal ini terungkap pada tahun 2002 dan mengakibatkan kerugian miliaran dolar. WorldCom, yang kemudian berubah nama menjadi MCI, mengajukan kebangkrutan dan meninggalkan dampak yang signifikan pada industri telekomunikasi dan pasar saham. Kasus ini juga berperan dalam mendorong reformasi legislatif seperti Sarbanes-Oxley Act yang dirancang untuk mencegah penipuan akuntansi di masa depan.
Di luar Amerika Serikat, kasus penipuan terbesar terjadi di Prancis melalui skandal Bernard Tapie. Bernard Tapie, seorang pengusaha dan politikus, terlibat dalam penipuan terkait dengan penjualan perusahaan pemroduksi olahraga Adidas. Tapie menjual Adidas kepada sebuah konsorsium dengan harga yang dianggap terlalu rendah dan kemudian mengklaim bahwa ia telah dirugikan. Pada akhirnya, Tapie mendapatkan kompensasi besar dari pemerintah Prancis sebagai bagian dari penyelesaian sengketa. Kasus ini menimbulkan kontroversi besar dan menyoroti masalah keadilan dan integritas dalam sistem hukum dan politik.
Satu lagi kasus penipuan yang tidak kalah menarik adalah skandal Elizabeth Holmes dan Theranos. Elizabeth Holmes, pendiri Theranos, menjanjikan revolusi dalam industri kesehatan dengan teknologi tes darah yang dapat mengidentifikasi berbagai penyakit hanya dengan beberapa tetes darah. Namun, teknologi tersebut tidak pernah berfungsi sebagaimana mestinya. Holmes dan timnya melakukan penipuan dengan mengklaim hasil yang tidak akurat dan memanipulasi data. Skandal ini terungkap pada tahun 2015, dan Holmes menghadapi tuduhan penipuan dan konspirasi. Kasus ini menjadi peringatan bagi investor dan industri tentang bahaya klaim yang tidak terbukti dan praktik bisnis yang tidak etis.