"Indonesia dinilai potensi market besar (narkoba) dilihat dari frekuensinya yang besar. Dalam dua bulan saja 2,9 ton. Satu tahun kemarin 2,1 ton. Artinya potensi mencoba untuk masuk narkoba makin tinggi," ucap Sri Mulyani.
Luasnya wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan seringkali dimanfaatkan para banda narkoba jaringan internasional. Mereka menyelundupkan narkoba lewat pelabuhan resmi hingga pelabuhan tikus. Kementerian Keuangan Sri Mulyani mengatakan para penyelundu masuk ke wilayah perairan Indonesia, lalu mencoba kabur ke perairan internasional saat aksi mereka mulai terlihat gagal.
"Kalau bicara 1,62 ton maka kita bicara 8 juta pengguna. Ini membuktikan besarnya ancaman terhadap anak muda di Indonesia."
Sri Mulyani juga menyinggung soal bisnis peredaran narkoba yang justru dilakukan narapidana kasus narkoba. Seperti yang diungkap Bea Cukai dan BNN beberapa waktu lalu. Penyelundupan narkoba dijalankan oleh narapidana yang sudah dua kali divonis hukuman mati.
Kementerian Keuangan yang sering disapa Ani tersebut juga menyinggung soal pelaku pengedar narkoba yakni narapidana kasus narkoba. Hingga narapidana yang sudah dua kali divonis hukuman mati, namun tetap bisa melakukan pengedaran narkoba. Tentu saja hal ini terkait terhadap ketegasan hukum yang diterapkan di Indonesia.