Namun, respons negatif terhadap aksi ini tidak surut begitu saja. Dewan Kedokteran Hewan Thailand menyatakan kekhawatirannya bahwa pembiusan kucing dapat berdampak buruk terhadap sirkulasi darah dan sistem pernapasannya, terutama jika tidak dilakukan di bawah pengawasan para ahli.
Sutradara Sant Srikaewlaw merespons kontroversi ini dengan menyatakan rasa sedihnya atas adegan yang menyayat hati tersebut. Ia berjanji akan mengunggah video hasil pemeriksaan kesehatan tertulis untuk membuktikan bahwa kucing itu dalam keadaan aman dan sehat.
Tidak hanya itu, berbagai komentar pedas juga bermunculan di media sosial. Sejumlah netizen bahkan menyatakan tuntutan agar Thailand mencabut izin operasi stasiun televisi yang menayangkan drama ini.
Organisasi hak asasi hewan PETA juga turut angkat suara terkait insiden ini. Mereka menyebut pembiusan kucing tersebut sebagai tindakan ceroboh dan berbahaya yang tak seharusnya terjadi dalam sebuah produksi hiburan. PETA juga menanyakan mengapa sutradara tidak menggunakan teknologi citra buatan komputer (CGI) atau animatronik untuk adegan kontroversial tersebut.
Sebagai perbandingan, produksi film Anatomy of a Fall, yang dinominasikan untuk Oscar, menggunakan teknologi CGI dan pelatihan khusus untuk adegan yang melibatkan hewan. Sebuah anjing dalam film tersebut dilatih untuk berpura-pura mati, sebuah pertunjukkan yang membuat hewan tersebut memenangkan penghargaan Palm Dog di Festival Film Cannes, Prancis.