Militer Israel mulai menduduki Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Selasa (7/5) pagi. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil mengambil kendali sebagian wilayah perbatasan Palestina dengan Mesir.
Operasi militer ini dilakukan meskipun adanya penentangan dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat. IDF menyatakan akan tetap melancarkan invasi darat ke Rafah meski telah ditentang oleh berbagai pihak.
Pasukan khusus Israel telah melakukan pemindaian perbatasan dan berencana untuk terus melakukan operasi di Rafah dalam waktu dekat. Pergerakan tank dan pasukan Israel di Rafah telah memaksa penutupan total perbatasan, yang menghentikan masuknya bantuan dan mengganggu mobilitas warga Palestina.
Pengiriman bantuan dan pergerakan warga Gaza ke Jalur Gaza terhenti sepenuhnya sebagai akibat dari invasi ini. Keterlibatan tank-tank Israel memaksa perbatasan Rafah ditutup sepenuhnya, menghalangi akses bantuan kemanusiaan dan mobilitas warga.
Kelompok Hamas, yang berkuasa di Gaza, sebelumnya telah menyetujui proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh Qatar dan Mesir. Namun, Israel menolak kesepakatan tersebut dan berniat untuk melanjutkan operasi militer di Rafah.