Lingkungan fisik juga tidak luput dari dampak kejahatan. Vandalisme, perusakan properti, dan pencemaran lingkungan akibat aktivitas ilegal seperti penambangan liar dan pembuangan limbah sembarangan dapat merusak ekosistem. Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup manusia tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati dan keseimbangan alam. Kawasan yang sering menjadi tempat kejahatan juga cenderung mengalami penurunan nilai properti, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi masyarakat setempat.
Kejahatan juga dapat memperparah masalah sosial yang sudah ada, seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan sering kali lebih rentan terhadap kejahatan, baik sebagai korban maupun pelaku. Lingkungan yang miskin dengan fasilitas publik yang terbatas dan layanan sosial yang minim dapat menjadi tempat subur bagi aktivitas kriminal. Ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan juga dapat mendorong orang untuk terlibat dalam kejahatan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Selain itu, kejahatan juga dapat merusak hubungan sosial dalam masyarakat. Ketidakpercayaan dan ketegangan antarwarga dapat meningkat, mengurangi solidaritas dan kohesi sosial. Masyarakat yang terpecah belah dan penuh ketegangan lebih sulit untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah kolektif, termasuk masalah kejahatan itu sendiri. Ketika masyarakat tidak bersatu, upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan menjadi kurang efektif.