Kasus ini bermula dari insiden di rest area tol Jakarta-Merak beberapa waktu lalu. Ilyas Abdurahman, seorang pengusaha rental mobil, terlibat perselisihan dengan oknum TNI AL. Namun, perdebatan tersebut berujung pada penembakan yang menyebabkan Ilyas tewas di tempat.
Setelah kejadian, oknum TNI AL tersebut langsung diamankan dan menjalani proses hukum di pengadilan militer. Kasus ini menarik perhatian publik dan memunculkan banyak tuntutan agar penegakan hukum dilakukan secara transparan dan adil.
Agam dan keluarga berharap agar kasus ini tidak berakhir dengan pengampunan tanpa konsekuensi hukum yang jelas. Mereka menginginkan agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Kami ingin hukum ditegakkan, bukan hanya sekadar maaf lalu kasus ini selesai begitu saja," tegas Agam.
Dalam persidangan, tim jaksa menghadirkan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman CCTV dan saksi mata yang melihat kejadian tersebut secara langsung. Pihak keluarga korban berharap agar hakim menjatuhkan vonis yang sesuai dengan tindak pidana yang telah dilakukan oleh terdakwa.